Sebelum kalian mempelajari makna iman dan takwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, kajilah cerita berikut.
Pagi telah datang, Andi bangun dan mulai mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah. Dengan suka cita, Andi menyambut hari pertama masuk sekolah. Setelah meminta doa dan mencium tangan orang tuanya, Andi berangkat ke sekolah. Sambil berjalan riang dan sedikit bercanda dengan tiga orang temannya, Andi menyusuri jalan menuju sekolah yang selama ini diinginkannya.
Di tengah perjalanan, Andi melihat seorang ibu yang akan menyeberang jalan. Dengan sigap, dia membantu ibu itu. Perjalanan ke sekolah pun dilanjutkan. Setelah beberapa meter berjalan, Andi menemukan sebuah dompet berisi uang.
Ketika ada salah seorang teman yang ingin untuk memilikinya, Andi berkata, “Tuhan melihat apa pun yang kita kerjakan. Ayo kita kembalikan uang ini, mungkin orang yang kehilangan dompet ini sedang sedih dan kebingungan mencari dompetnya.”
Setelah membaca cerita di atas, jawablah soal berikut.
- Apakah kalian juga termasuk anak yang bahagia saat pertama kali masuk sekolah di SMP/ MTs? Jelaskan.
- Apakah dengan bersikap jujur, Andi termasuk anak yang mempunyai keimanan pada Tuhan Yang Maha Esa? Jelaskan.
- Sebutkan upaya yang kalian lakukan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa.
Cerita dan jawaban atas pertanyaan pada Penanaman Nilai I menyangkut keimanan dan ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa. Keyakinan bahwa kita adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa adalah keimanan. Setiap ajaran agama memerintahkan umatnya untuk selalu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Iman artinya percaya secara penuh kepada Tuhan Yang Maha Esa. Manusia yang beriman adalah manusia yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan penuh keyakinan dan tanpa keraguan.
Takwa berarti menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa akan senantiasa berusaha melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk paling sempurna dan dikaruniai akal pikiran. Dengan akal dan pikirannya, manusia dapat mengembangkan hidup serta mengelola alam yang dianugerahkan Tuhan untuk kehidupan yang lebih baik.
Selanjutnya, jawablah dengan jujur pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apakah kalian sudah melaksanakan perintah Tuhan Yang Maha Esa?
2. Apakah kalian sudah meninggalkan larangan-larangan Tuhan Yang Maha Esa?
Mudah-mudahan keimanan dan ketakwaanmu kepada Tuhan Yang Maha Esa makin meningkat.
Sila pertama Pancasila berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Hal itu menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pengakuan itu dipertegas dalam Pembukaan dan Pasal 29 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai berikut.
a. Pembukaan UUD 1945 Alinea Ketiga berbunyi, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur ...”;
b. Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat berbunyi, “Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa”; dan
c. Pasal 29 ayat (1) UUD 1945 berbunyi, “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Kutipan dari UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 itu menunjukkan nilai ketuhanan yang mendasari berdirinya negara Indonesia. Bagi bangsa Indonesia, nilai ketuhanan akan selalu mendasari kehidupan berbangsa dan bernegara menuju terciptanya masyarakat adil dan makmur.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah memberikan landasan perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pasal 29 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
Tuhan Yang Maha Esa memberkati bangsa dan negara Republik Indonesia dengan alam yang indah. Karunia Tuhan itu semestinya disyukuri oleh seluruh bangsa Indonesia dengan makin beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pelaksanaan dari perilaku iman dan takwa itu dikaitkan dengan Pasal 29 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, di antaranya dalam bentuk perilaku:
- saling menghormati dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing;
- meningkatkan kerukunan hidup antarumat seagama, antarumat yang berbeda agama, serta antara umat beragama dengan pemerintah;
- mengembangkan kualitas keimanan dan ketakwaan setiap umat beragama; serta
- memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa tanpa membedakan agama dan kepercayaan masing-masing.
Amati Gambar diatas, Kemudian jawablah pertanyaan berikut.
1. Apa pendapatmu mengenai Gambar itu?
2. Apakah hanya tokoh agama yang dapat menciptakan kerukunan?
3. Apa peran serta tokoh agama dalam menciptakan persatuan dan kesatuan?
4. Bagaimana upayamu dalam mewujudkan kerukunan beragama?
Peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sangat penting diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dapat mendorong manusia berbuat baik dan benar. Berbuat baik dan benar sangat bermanfaat, baik bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa atau negara.
Ajaran agama berintikan kesadaran untuk beriman dan bertakwa serta mengendalikan kehidupan manusia. Moral mengajarkan agar kita mampu memilah dan memilih perbuatan baik dan perbuatan buruk. Agama dan moral mengajarkan agar antarsesama manusia bersikap sopan, saling mengerti, saling memercayai, dan saling menyayangi.
Tugas Kelompok
Buatlah kelompok yang beranggotakan 5 atau 6 orang.
1. Tuliskan bentuk-bentuk kegiatan peringatan hari besar agama yang ada di daerahmu.
a. Islam : b. Kristen : c. Katolik : d. Hindu : e. Buddha : f. Khonghucu :
2. Tuliskan peringatan hari besar agama yang pernah kalian ikuti. Ungkapkan bagaimana perasaanmu saat merayakan hari besar agamamu. Makna apa yang terkandung dalam peringatan hari besar agama yang pernah kalian ikuti?
Apa pendapatmu mengenai prilaku berikut ini? Berikan alasannya.
- Fahmi selalu bersyukur akan karunia Tuhan yang diberikan kepadanya.
- Sinaga tidak mau belajar kelompok sebab rumahnya berjauhan dengan rumah temannya.
- Rizki selalu bersemangat membersihkan lingkungan kelas tanpa menunggu perintah guru.
- Putri terlambat masuk sekolah sebab banyak kesibukan keluarga.
- Aulia selalu tiba di sekolah tepat waktu meskipun rumahnya jauh dari sekolah.
- Slamet tidak mau ikut kegiatan OSIS sebab lebih suka bermain.
- Azam menolong temannya yang jatuh dari sepeda dan membawanya ke puskesmas walaupun risikonya ia terlambat ke sekolah.
- Encep selalu menolak apabila ditunjuk menjadi petugas upacara di sekolah sebab malu.
- Bunga selalu menambah waktu belajarnya meskipun di sekolah sudah diadakan les.
- Meskipun anak orang kaya, Lidia yang juara kelas tetap bersikap ramah dan bersahaja.
Bagaimana kalau sebagai warga negara mengatakan bertakwa kepada Pancasila, karena dalam Pancasila ada sila 1-Ketuhanan, sedangkan sila lainnya juga dijiwai oleh sila 1?
ReplyDelete